Terjemah

English French German Spain Italian Dutch

Russian Brazil Japanese Korean Arabic Chinese Simplified
Translate Widget by Google

Jumat, 27 Juli 2012

Tip Jalankan Ibadah Puasa yang Baik & Benar


from :
 » 

Tip Jalankan Ibadah Puasa yang Baik & Benar

Genie - Genie
Selasa, 11 Agustus 2009 15:08 wib

MENJALANKAN ibadah puasa ternyata
memiliki banyak manfaat, baik dari sisi 
sosial, kejiwaan, maupun kesehatan. 
Dari segi sosial, puasa melatih orang 
berdisiplin, cinta keadilan, dan kadamaian.

Dari sisi kejiwaan, puasa membuat 

manusia menjadi pandai dalam 
menguasai diri. Sedangkan dari sisi 
kesehatan, berpuasa berarti 
mengistirahatkan saluran pencernaan
 (usus), enzim, dan hormon yang 
biasanya bekerja untuk mencerna 
makanan terus-menerus selama kurang lebih 18 jam. 

Organ vital ini dapat istirahat selama 14 jam. Pada saat puasa, kadar gula dalam
darah mudah dikendalikan. Apabila kadar gula darah turun, cadangan gula dalam
bentuk glikogen di dalam hati mulai digunakan. Berikut beberapa tip untuk Anda:

1. Niat ikhlas. Tanpa ini, mungkin Anda masih tetap bisa mendapatkan
manfaatnya dari sisi kesehatan, sosial, maupun kejiwaan. Tapi untuk urusan 
pahala, jangan harap Anda akan mendapatkannya. Niat yang ikhlas bisa 
memicu Anda untuk konsisten dalam berpuasa? 

2. Cukup Air. Sangat sederhana memang. Tapi justru ini yang sering 
dilupakan orang ketika adzan magrib berkumandang. Kebutuhan air tidak
 boleh Anda abaikan begitu saja. Tidak harus air putih. Kalau Anda
 menginginkan variasi, Anda bisa memilih teh, susu, jus buah, 
koktail buah, atau juga kuah sayur. 

3. Cukup Kebutuhan Kalori. Kalori akan menghasilkan tenaga yang 
dibutuhkan manusia. Dalam sehari, wanita membutuhkan kalori sekitar
 1900 kalori, sedangkan pria 2100 kalori. 

Saat berpuasa, tentunya Anda bisa memenuhi angka tersebut pada saat 
berbuka dan sahur. Oleh karena itu, sebaiknya pilih makanan yang alami,
 agar makanan gampang diubah menjadi kalori tanpa menghasilkan efek 
negatif bagi tubuh, seperti kandungan bahan kimia dalam makanan olahan.
Banyak sumber kalori yang bisa Anda peroleh dari nasi, jagung, atau mie. 
Protein bisa didapat dari daging, tahu, dan lainnya. 

4. Makan Secara Bertahap. Lapar karena seharian berpuasa bukan
 alasan untuk mengumbar nafsu makan saat berbuka. Lihatlah kebutuhan 
yang harus Anda penuhi. Karbohidrat 50-60 persen, protein 10-20 persen,
 lemak 20-25 persen, cukup vitamin dan mineral dari sayur dan buah. 

Makanlah secara bertahap. Bisa Anda mulai dengan menikmati makanan 
ringan atau minuman yang manis-manis seperti kolak pisang, kurma atau 
teh manis. Makanan manis mengandung karbohidrat sederhana yang akan 
mudah diserap dan segera menaikkan kadar gula darah. 

Setelah salat magrib, makan makanan pelengkap yang terdiri dari nasi atau 
pengganti nasi, protein dari ayam, ikan, atau daging, tahu atau tempe, serat 
dari sayuran, dan buah. 

Setelah salat tarawih, Anda dapat makan camilan berupa roti atau buah. 
Pembagian makan bisa Anda lakukan seperti ini: 50 persen untuk berbuka, 
10 persen setelah salat tarawih, dan 40 persen waktu sahur. 

5. Rajin Sahur. Usahakan porsi sahur tidak sama dengan porsi makan saat 
berbuka puasa. Makanlah makanan dengan kadar protein tinggi. Pencernaan 
dan penyerapan makanan juga menjadi lebih lama dibandingkan dengan 
makanan yang kadar karbohidratnya tinggi. Setelah sahur, tambahkan susu 
tanpa lemak dan suplemen multivitamin agar stamina tetap terjaga. 

6. Rajin berolahraga. Tubuh Anda justru akan semakin lesu jika Anda 
tidak berolahraga. Tak harus olahraga yang banyak mengeluarkan keringat, 
tapi cukup olahraga yang banyak mengeluarkan keringat, tapi cukup 
olahraga ringan saja seperti jalan kaki, naik sepeda, dan lain-lain. Waktu
berolahraga yang baik adalah menjelang berbuka puasa. 

7. Tidur siang. Ini akan membantu Anda agar tidak mengeluarkan 
cairan tubuh berlebihan karena sengatan matahari atau yang lainnya. 
Selain itu, tidur siang akan mengurangi rangsangan lapar yang 
berasal dari perut. (nsa)

Rabu, 18 Juli 2012

PRAJABATAN GOL III ANGKATAN 28 BANDIKLAT PROV JATENG


Prestasi olahraga Indonesia minim karena korupsi?


Prestasi olahraga Indonesia minim karena korupsi?

Prestasi olahraga Indonesia minim karena korupsi?
Korupsi. meedeka.com
2
Reporter: Vincent Asido Panggabean
Prestasi olahraga Indonesia memang belum bisa terlihat kemilaunya. Di beberapa cabang olahraga prestasi olahraga kita justru terbilang melempem. Kondisi saling lempar kesalahan, seperti kurangnya pembinaan pemain, menjadi isu hangat jika ada kegagalan di salah satu cabang olahraga.

Namun, bagi seorang Jamil Mubarok, yang juga peneliti dari Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI), kegagalan demi kegagalan atlet Indonesia dalam mengukir prestasi justru terbalik dengan maraknya prestasi koruptor di dana olahraga.

"Dunia olahraga itukan tidak ada pertanggung jawabannya, karena orang itu biasanya melihat dari sisi prestasi saja. Nah ini seolah-olah, prestasi yang dimanfaatkan oleh pelaku korupsi," kata Jamil Mubarok, kepada merdeka.com, Rabu (23/5).

Baginya, keterkaitan antara minimnya prestasi olahraga dengan maraknya kasus korupsi, bisa menjadi penyebab turunnya prestasi para atlet Indonesia.

"Iya itu sangat berkaitan sekali, misalnya korupsi dana untuk vitamin, atau insentif bagi para atlet yang dapat di korupsi. Termasuk alat yang harusnya dapat dibeli dengan standar internasional, tapi justru diberi standar nasional, karena itukan tidak ada yang mengaudit," jelas Jamil.

Jamil mengatakan, sebetulnya para atlet sendiri, dapat menjadi salah satu pencegah terjadinya kasus korupsi dalam anggaran.

"Banyak dari atlet-atlet kita yang tahu masalah korupsi, yang terjadi di sana. Namun permasalahannya kalau mereka memberitahu justru mereka takut akan dicabut keatletannya," terang Jamil.

Jamil menyebutkan, seharusnya para atlet bisa menjadi pemain gerilya. Bisa menjadi sumber informasi adanya dugaan korupsi, tapi memang bukan sebagai pelapor.

"Takutnya, karena pelaporan itu dia bisa dicabut dan kalau ini terjadi, kita juga yang rugi. Tapi tentunya, ini harus menjadi peran dari atlet terhadap informasi. Kan kasihan, mereka sudah berjuang betul-betul tapi insentifnya dipotong-potong," pungkasnya.
[dan]